Halaman

Selasa, 15 Mei 2012

the example of interpreting


CULTURE
Bali has a lot of unique traditions which could not be found in other regions in Indonesia. One of that unique traditions is the " Omed-omedan " which we could only find in Banjar Kaja, Sesetan Denpasar. This unique tradition has been inherited from generation to generations long before the Dutch colonization era. As one of the Balinese culture heritage, rich with artistic and cultural value, bond with the togetherness and sacred values, Omed-omedan remains preserved by the Krama / community of the Banjar Kaja especially by the youth / Sekaa Teruna Teruni ( STT ) Satya Dharma Kerti. Omed-omedan held annually at Tahun Baru Saka (penanggal kaping siki Sasih Kadasa ) or a day after the " Nyepi ". The Balinese community often called this day as the " Ngembak Geni " day.
The word Omed-omedan derives from the word " Omed " ( according to the Bali Indonesian dictionary ), which literally means " pull ", so the word Omed-omedan can be interpreted as pulling each other. A day after the Nyepi, there is a unique tradition that is always held by the youth of Banjar Kaja Sesetan Denpasar, namely omed omedan or kiss between boys and girls as a form of happiness in the Ngembak Geni Day. The participants of omed omedan is Sekaa Teruna Teruni from the age of 17 to 30 years old who have not yet married. Before starting this unique tradition, the participant of omed omedan are praying at Banjar Temple led by local stakeholders. One day, there is a unique occurrence happened when the Omed-omedan tradition is negated, a hubbub voice which is caused by two pig fighting ferociously suddenly heard. Nobody knows where do these pigs come from or who owns them. After the people of Banjar Kaja done a spiritual way at the Pura Banjar, then they got an answer ( from someone who was being in trance ) that Omed-omedan represents the will of the Deities of the Pura Banjar and shall be held annually

Bali memiliki banyak tradisi unik yang tidak dapat ditemukan di daerah lain di Indonesia. Salah satu yang unik adalah tradisi "Omed-omedan" yang kita hanya bisa temukan di Banjar Kaja, Sesetan Denpasar. Tradisi unik ini  telah diwarisi dari generasi ke generasi jauh sebelum jaman penjajahan Belanda. Sebagai salah satu warisan budaya Bali, yang kaya dengan nilai seni dan budaya, obligasi dengan nilai-nilai kebersamaan dan sakral, Omed-omedan tetap dilestarikan oleh Krama dari Banjar Kaja terutama oleh pemuda / Sekaa Teruna Teruni (STT) Satya Dharma Kerti. Omed-omedan  diadakan setiap tahun di Tahun Baru Saka (penanggal sasih Kadasa Kaping siki) atau sehari setelah "Nyepi". Masyarakat Bali sering menyebut hari ini sebagai hari "Ngembak Geni".
Kata Omed-omedan berasal dari kata "Omed" (menurut kamus bahasa Indonesia Bali), yang secara harfiah berarti "menarik", sehingga kata Omed-omedan dapat diartikan sebagai menarik satu sama lain. Sehari setelah Nyepi, ada tradisi unik yang selalu dipegang oleh pemuda Banjar Kaja Sesetan Denpasar, yaitu omed omedan atau ciuman antara laki-laki dan perempuan sebagai bentuk kebahagiaan dalam hari Ngembak Geni. Para peserta omed omedan adalah Sekaa Teruna Teruni dari usia 17 sampai 30 tahun yang belum menikah. Sebelum memulai tradisi yang unik, peserta omed omedan melakukan persembahyangan di Pura Banjar yang dipimpin oleh pemangku setempat. Pada suatu hari, ada kejadian unik terjadi ketika tradisi Omed-omedan tidak diadakan,dimana terdengar suara keriuhan yang disebabkan oleh dua babi berkelahi dengan ganasnya tiba-tiba terdengar. Tak ada yang tahu darimana babi itu berasal dan siapa pemiliknya. Setelah orang Banjar Kaja melakukan upacara spiritual di Pura Banjar, maka mereka mendapat jawaban (dari seseorang yang sedang dalam keadaan tak sadarkan diri) dimana Omed-omedan itu mewakili kehendak para dewa dewa dari Pura Banjar dan akan diadakan setiap tahun



Tidak ada komentar:

Posting Komentar